Skip to content

Arti Nama Allah Al-Maula dan Al-Waliy

Dalil Nama Allah Al-Maula & Al-Waliy

Al-Maula adalah salah satu dari asmaul husna, nama-nama Allah azza wa jalla yang mulia. Semakna dengan nama itu adalah nama Allah azza wa jalla, al-Waliy. Kedua nama tersebut terdapat dalam ayat dan hadits berikut.

Allah azza wa jalla berfirman,

“Atau patutkah mereka mengambil maula-maula selain Allah? Allah, Dialah al-Wali, pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati, dan Dia adalah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (asy-Syura: 9)

Saat Perang Uhud, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyuruh para sahabat,

“Katakanlah, ‘Allah adalah Maula kami dan kalian tidak punya Maula’.” (HR. al-Bukhari no. 3039)

Arti Nama Allah Al-Maula & Al-Waliy

Allah azza wa jalla adalah al-Maula bagi kaum mukminin. Arti nama Allah al-Maula ialah Dzat yang menolong hamba-hamba-Nya yang beriman, menyampaikan maslahat-maslahat kepada mereka, dan memudahkan untuk mereka berbagai manfaat ukhrawi dan duniawi.

Allah adalah sebaik-baik al-Maula, yakni bagi siapa yang ditolong dan dicintai oleh-Nya sehingga dia akan memperoleh apa yang diinginkan.

Makna al-Waliy secara garis besar sama dengan al-Maula.

Syaikh as-Sa’di rahimahullah mengatakan bahwa (arti nama Allah) al-Waliy adalah Dzat yang hamba-Nya mencintai-Nya dengan mengibadahi-Nya dan menaati-Nya, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan segala bentuk taqarrub (mendekatkan diri) yang mampu dia lakukan.

Allah azza wa jalla membantu hamba-Nya secara umum (baik yang beriman maupun tidak), dengan mengaturnya dan memberlakukan takdir-Nya kepada mereka. Demikian pula, Allah azza wa jalla menolong hamba-Nya yang beriman secara khusus dengan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, mengatur dan menjaga mereka dengan kelembutan-Nya, serta membantu mereka dalam segala urusan mereka. (Tafsir as-Sa’di)

Dalam bahasa Arab, huruf wau-lam-ya (ولي) memiliki beberapa arti, di antaranya adalah kedekatan, kecintaan, pertolongan, mengikuti, pengaturan, dan pengurusan. (Tahdzib al-Lughah, karya al-Azhari Bab “wau-lam-ya”. Lihat juga kitab Mu’jam Maqayis al-Lughah)

Berdasarkan makna secara bahasa dan keterangan Syaikh as-Sa’di di atas, Allah azza wa jalla menjadi al-Maula dan al-Waliy bagi hamba-Nya, maknanya mencakup hamba yang beriman dan hamba yang tidak beriman.

Allah azza wa jalla sebagai al-Maula dan al-Waliy bagi hamba yang beriman artinya Dia mengatur, mengurusi, mencintai, dekat dengan mereka, dan menolong mereka.

Ketika menafsirkan firman-Nya,

“Allah adalah Wali bagi orang-orang yang beriman.” (al-Baqarah: 257)

Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah berpendapat, “Maksudnya, pembela mereka dan penolong mereka, yang membantu mereka dengan pertolongan dan taufik-Nya. Dari sini Allah azza wa jalla berfirman,

“Hal itu karena sesungguhnya Allah adalah al-Maula bagi orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak mempunyai al-Maula.” (Muhammad: 11)

Ketika Perang Uhud, Abu Sufyan sebagai pimpinan musyrikin berkata kepada muslimin, “Kami memiliki Uzza, sementara kalian tidak memiliki Uzza.”

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabatnya, “Tidakkah kalian jawab?”

“Wahai Rasulullah, apa yang mesti kami katakan?” sahut para sahabat radhiallahu anhum.

“Katakanlah, ‘Allah adalah Maula kami dan kalian tidak punya Maula’.”

Adapun Allah azza wa jalla sebagai al-Maula dan al-Waliy bagi orang yang tidak beriman, maknanya ialah Allah azza wa jalla mengurusi mereka dan mengatur mereka dengan takdir dan ketetapan-Nya. Inilah makna pengaturan dan ketetapan yang bersifat umum, mencakup semua makhluk-Nya, yang mukmin dan yang kafir.

Allah azza wa jalla berfirman,

“Atau patutkah mereka mengambil maula-maula selain Allah? Allah, Dialah al-Wali, pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati, dan Dia adalah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (asy-Syura: 9)

Buah Mengimani Nama Allah al-Maula dan al-Wali

Mengimani kedua nama Allah di atas dan mengetahui maknanya dengan yakin, akan menumbuhkan rasa tawakal yang tinggi pada diri seorang hamba. Sebab, dia tahu bahwa sembahannya, yakni Allah azza wa jalla, adalah sebaik-baik Dzat yang mengurusi dan melindunginya. Barang siapa bertawakal penuh kepada Allah azza wa jalla, Dia akan mencukupinya.

Lihatlah ketika keyakinan ini menghunjam dalam dada sahabat az-Zubair radhiallahu anhu. Az-Zubair radhiallahu anhu berkata kepada anaknya, saat terjadi Perang Jamal yang kemudian dia gugur saat itu,

“Wahai anakku, apabila aku tidak mampu membayar sebagian utangku, mintalah tolong kepada Maulaku.”

Sang anak berkata, “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dia maksudkan sampai akhirnya aku bertanya kepada beliau, ‘Wahai ayah siapakah Maulamu?’

“Allah,” jawab az-Zubair.

Sang anak mengatakan, “Demi Allah, tidaklah aku mengalami kesusahan ketika membayarkan utangnya kecuali aku berdoa, ‘Wahai, Maula Zubair, bayarkanlah utangnya,’ kecuali Allah azza wa jalla berikan jalan untuk membayarkan utangnya. (HR. al-Bukhari, sahih)

Wallahul Muwaffiq.

asysyariah.com

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Donasikan Harta Anda Untuk Membantu Mereka Yang Membutuhkan dan Jadilah Golongan Orang Yang Suka Beramal Soleh