Juraij Ahli Ibadah Yang Sholih
Dahulu di masa sebelum Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, ada seorang ahli ibadah yang sholih di kalangan Bani Israil bernama Juraij.
Juraij memiliki sebuah rumah ibadah (shouma’ah) yang biasa dipakainya untuk beribadah. Di suatu hari, ibunya datang memanggilnya, “Wahai Juraij ! ”
Tatkala itu, Juraij sedang mengerjakan sholat. Maka Juraij berkata, “Ya Robbi, ibuku atau sholatku.” Maka dia (memilih) melanjutkan sholatnya. Hingga pulanglah ibunya.
Keesokan harinya, ibunya datang kembali di saat Juraij sedang sholat. Dan seperti sebelumnya Juraij tetap memilih sholatnya.
Demikian pula ketika keesokan harinya, untuk yang ketiga kalinya. Sang ibu memanggil, Juraij tidak menyambutnya lagi. Akhirnya marahlah sang ibu.
Ibu Juraij kemudian berdoa, “Ya Allah janganlah engkau mematikannya sampai dia bertemu dengan perempuan pelacur. ”
Juraij terkenal sebagai seorang ahli ibadah di kalangan Bani lsroil. Hingga di suatu saat, ada seorang pelacur yang terkenal kecantikannya berkata kepada orang-orang, “Jika kalian mau, aku
dapat menggoda Juraij .
Maka pergilah wanita tersebut ke rumah Juraij dan merayunya. Akan tetapi, sedikitpun Juraij tidak mau melihat wanita itu.
Maka wanita itu berzina dengan seorang penggembala yang tidak jauh dari rumah ibadah Juraij. Hingga diapun hamil. Ketika anak yang dikandungnya telah lahir,
wanita pelacur tersebut berkata kepada orang orang, “Ini adalah anak Juraij.”
Marahlah orang-orang yang mendengar hal itu. Mereka segera ke rumah ibadah Juraij. Mereka menghancurkan rumah ibadah Juraij dan memukulinya, “Kenapa kalian melakukan hal ini?” tanya Juraij.
Orang-orang menjawab, “Karena engkau telah berzina dengan pelacur ini. Ia telah melahirkan anakmu.”
Juraij lalu bertanya, “Mana bayi itu?” Orangorang lantas membawa bayi tersebut kepada Juraij. “Lepaskanlah aku, biarkan aku sholat dulu,””pinta Juraij.
Selesai sholat, Juraij mendekati bayi itu dan menekan perut sang Bayi dengan jari sambil berkata, “Wahai bayi siapakah ayahmu?” Tiba-tiba bayi itu menjawab, “Fulan si penggembala.”
Setelah mendengar keterangan sang Bayi, orang-orang segera mencium dan memeluk Juraij. Mereka ingin membangun kembali rumah ibadah Juraij dari emas, akan tetapi Juraij berkata, “Tidak usah, kembalikan saja seperti semula lagi!”
Maka mereka segera membangun kembali rumah ibadah Juraij .
(Diceritakan kembali dari Hadits Abu Huroiroh riwayat AIBukhori No. 3253 dan Muslim No. 2550)
No comment yet, add your voice below!